Ketika Bumi Berkeluh Kesah

Ketika Bumi Berkeluh Kesah

earth_animationAngkasa raya dipenuhi planet yang berevolusi pada Matahari mereka tertata rapi dan berotasi beraturan. Gugusan bintang membentuk dimensi beberapa galaxi yang memberi warna kehidupan. Planet Mars dan Jupiter ingin sekali bertemu Bumi, teman lamanya. Beberapa tahun idak berjumpa, bercerita dan becanda. Diam-diam mereka mengubah revolusinya terhadap Matahari untuk bertemu Bumi. Dengan sedikit melepas gaya tarik mengelilingi Matahari, akhirnya mereka sampai di tempat Bumi.

” Hai Bumi” sapa Jupiter dan Mars

“Hai juga teman-teman” Bumi membelas sapa penuh tanda tanya karena tidak ada angin atau libur mereka tiba-tiba datang.

“Kenapa kamu bengong?” timpal Mars

“Bagaimana keadaanmu?” Jupiter menambahi sambil menepuk punggung temannya.

“Aku baik-baik saja” jawab Bumi.

“Tapi sepertinya kamu agak kurang sehat” tanya Mars penuh rasa ingin tahu, sambil memperhatikan tubuh Bumi.

“Gerakan rotasimu, kenapa sekarang pelan? tidak seperti dulu” Jupiter bertanya lagi pada Bumi.

“Masa… aku dari dulu memang begini” Bumi mengelak sambil mempercepat rotasinya. Dia memeperagakan rotasinya untuk meyakinkan kedua temannya. Tapi baru beberapa menit terdengar suara ngos-ngosan  nafas naik-turun dan keringat yang mulai mengalir dari Bumi. Mars dan Jupiter merasa iba dan kasihan pada Bumi,sambil geleng-geleng kepala.

“Sudahlah……jangan ditutupi dengan tingkahmu yang aneh” celetuk Jupiter.

“Jujur saja pada kami”Mars menambahi.

“Begini teman-temanku….”Bumi  menjawab dan menjelaskan,

“…….aku memang sedikit berat, manusia yang hidup ditubuhku sudah banyak jumlahnya, hingga milyaran. Mereka hidup dan tinggal di 5 benua dan ribuan pulau.

“Ohhh….jadi begitu..”balas Jupiter dan Mars, mereka saling menganggukan kapala.

Matahari tidak pernah berhenti memancarkan sengat sinarnya untuk cahaya kehidupan. Biasanya canda tawa kadang kala memecah hening suara, bila ketiga sahabat ini berkumpul. Namun kini ada yang aneh dari senyum Bumi, penilaian Jupiter dalam batin.Tiba-tiba hening suara terpecahkan suara menggelegar dahsyat “BOOOMMMMM………!!!!!!!!!!”,sehingga Jupiter dan Mars kaget dibuatnya.

“Kamu kentut ya Bumi..?”celoteh Mars.

“Sembarangan saja menuduh…”sangkal Bumi dengan nada sinis.

“Lalu itu suara apa..?” Jupiter mempertegas rasa penasarannya

“Oh…itu, tenang saja temanku…” Bumi membalas drngan santai dan menjelaskan tentang suara tadi terdengar,Bumi menggaruk-garuk sumber suara. Bahwa suara yang tadi itu berasal dari bom yang terjadi di Jakarta. Bom itu biasanya dilakukan oleh manusia yang tidak bertanggung jawab.  Bumi juga menunjukan bagian tubuhnya yang sering mengeluarkan suara seperti itu, yaitu di Afghanistan, Irak, dan Palestina-Israel.

Mars dan Jupiter diam tak berkata,menfengar penuhseksama bagian bagian kisah dari Bumi. Rasa haru bercampur belas kasih tercurah elihat keadaan sahabatnya. Mereka mencari cara untuk menghibur sahabatnya. Dan akhirnya mempunyai ide yaitu untuk berjemur di bawah sinar Matahari, pemimpin mereka. Tujuannya untuk meringankan beban kehidupan.

“Asyiknya berjemur nih”kata Jupiter

“Iya betul, 100 buat Jupiter…”tambah Mars

“Ah…apa-apa????”jawab Bumi kaget

“Berjemur..! jangan bengong saja….”bentak Mars pada Bumi.

“Lekas kita buka topi dan bajumu” timpal Jupiter.

Beberapa saat kemudian, Mars dan jupiter melai melepas bajunya satu per satu. Nereka memutar gerak revolusinya untuk mencari tempat yang enak untuk berjemur. Sedangkan Bumi hanya duduk di rotasinya sambil terbengong. Bumi tidak sadar, bahwa sikapnya yang aneh sedang diperhatikan oleh kedua temannya. Mars dan Jupiter memutuskan memaksa Bumi untuk berjemur.

“Jupiter? kenapa Bumi?”bisik Mars

“Aku tidak tahu”balas Jupiter lirih

“Kita kerjain saja Bumi. Kamu buka bajunya dan topinya, aku yang menggelitik”balas Mars memerintah.

“OK deh……” Jupiter mengiyakan ,sambil mengacungkan jempol.

Keceriaan suasana luntur tertiup sikap Bumi. Diam terpaku angan tumpukan beban. Membius kehangatan cerita tawa teman lama. Mars dan Jupiter perlahan mengubah revolusi mendekat Bumi. Mereka mendekati Bumi dengan membelakanginya.

Breeeek  tangan Jupiter menyekap tubuh Bumi sambil menggelitik

“Iiiihhh…apaan sih, geli..geli..” Bumi merintih sambil menggerakan tubuhnyauntuk melepaskan diri.

“Cepat buka baju dan topinya Mars…!!!” Jupiter memerintah temannya.

Bruk…bruk…. dengan cepat Mars membuka baju dan topi Bumi. Keanehanpun terjadi srtrlah baju dan topi Bumi ditanggalkan.

“Hahaha…..”Jupiter dan Mars tertawa terpingkal pingkal sambil memegangi perut mereka masing-masing. Bumi mencoba menarik kembali topi dan bajunya dari sahabatnya.

“Kamu ini cukur gaya apa..?” celoteh Mars

Mohawk bukan yah..?kok aneh banget”Jupiter menambahi dengan sedikit mengejek.

Mohawk..mohawk…ini gundul tahu….”Bumi menjawab sedikit marah

“Kenapa jadi seperti itu,setahu aku dulu rambut kamu lebat dan rimbun”balas Mars penuh tanda tanya.

“Ini ulah manusia lagi…”jawab Bumi sambil menjelaskan.

“………waktu dulu rambutku hijau indah berhamparan . Setelah banyak manusia,rambutku dicukur tanpa tebang pilih. Mereka menggunakan mesin-mesin dan pembakaran. Setelah ditebasngi,mereka tidak menanaminya lagi, bahkan dijadikan pemukiman pemukiman baru”. Sambil menunjukan bagiam kepala yang berwarna coklat.

Bumi menunjukkan lagi yang berwarna putih dan hitam berkilauan,itu adalah gedung-gedung pencakar langit yang mengakibatkan efek rumah kaca. Sedang yang berwarna agak hijau adalah rambutnya yang baru tumbuh,ditanami oleh manusia yang masih peduli dengan gerakan reboisasi. Mars dan Jupiter terbengong, sesekali menghela nafas mendengar cerita sahabatnya itu.

“Sudahlah jangan bersedih ” Jupiter menyemangati Bumi

“Iya…kami siap membantu” Mars menambahi sambil membelai punggung Bumi.

“Aduh…aduh…”jerit Bumi menggeliat kesakitan,Bumi memegangi bagian perutnya yang mersa sakit. Mars dan Jupiter terbengong melihat Bumi yang merintih kesakitan.

“Jangan diam saja ayo bantu Bumi, kenapa dia? …”bentak Mars pada Jupiter.

“Sakit…sakit…”rintih Bumi

Segera Jupiter dan Mars mendekati Bumi mereka membawa tubuh Bumi ke tempat yang teduh. Mars memegangi perut Bumi. Srdangkan Jupiter memberikan air minum

“Ceguk…ger..”segelas airpun habis diminum.

“Astaga ya ampum…”nada Mars kaget. Dia langsung melepaskan tangannya dari perut Bumi.

“Ada apa ?”balas Jupiter terkejut

“Ini lihat tanganku terkena nanah” timpal Mars dan menunjukannya pada Jupiter

“Nanah?”Jupiter keheranan

Selang beberapa saat,keheningan berteman sepi menghiasi. Mereka saling berpandangan tak berkata. Sekujur tubuh temannya diperhatikan dengan seksama, mereka merasa ngeri,ngiris melihat keadaan Bumi.

“Haaa…”Tarik nafas Bumi terdengar untuk melepas kepefihan yang dia rasakan.Perlahan dia bangun dan menghampiri kedua sahabatnya.

“Aku sudah tidak apa-apa teman” kata Bumi

Mars dam Jupiter masih terbengong dengan kejadian tadi dan terhanyut dalam rasa haru.

“Hai teman jangan bengong…” timpal bumi lagi

“Iya..iya “balas Mars keheranan sambil menepuk tubuh Jupiter

“Kamu kenapa?”tanya Jupiter

“Ah tadi tidak apa-apa,santai saja coy..”timpal Bumi santai

“Lah..itu emang kenapa kok bisa begitu” tanya Mars penuh ingin tahu

“Oh…otu juga ulah manusia “jawab Bumi dengan santai juga.

Bumi menjelaskan lagi pada kedua temannya. Bahwa perutnya mengeluarkan nanah adalah semburan lumpur yang berada di Sidoarjo. Semburan lumpur semakin hari semakin bertambah. Semburan itu adalah akibat penambangan uang tidak bertanggung jawab. Sedangkan bercak bercak luka yang berada ditubuhnya itu juga adalah ulah manusia.

Akibat penambangan yang tidak mempedulikan kerusakan tubuhku. Mereka mengeruk isi tubuhku yang berguna saja. Setelah habis mereka membiarkan saja berlubang menganga tanpa tindakan perbaikan yang nyata.

“Apa kau tidak memperingatkan para manusia manusia serakah itu?”tanya Mars penuh emosi

“Aku sudah beberapa kali memperingatkan mereka,tapi mereka tidak menyadarinya. Dulu aku pernah menari salsa,manusia manusia itupun terkena tsunami.Ribuan orang meninggal dan rumah hancur.

Dan aku juga pernah bergoyang ngebor gaya inul.Akibatnya  Jogja,Pangandaran,Pulau Nias dan daerah lainnya terjadi gempa.Dan tiap tahun juga aku punya kegilaan rutin yaitu ngompol di celana,dan akibatnya manusia juga merasakan dampaknya yaitu banjir tahunan yang sering melanda Srmarang dan Jakarta…tapi semua itu tetap saja tidak membuat mereka jera,dan mereka masih selalu saja mengalahkanku. Padahal itu semua karena ulah mereka sendiri yang tidak sayang dengan aku…” Celoteh Bumi menjelaskan panjang lebar

Kedua temannya hanya terpaku dan berusaha menghiburnya

“Sudah lah jangan bersedih…suatu saat mereka pasti akan sadar dan mau menyanyangimu lagi…” Jupiter berusaha menghibur

“Ya semoga saja” Bumi mengamini

Dan tak terasa waktu terus berputar dan mereka pun harus berpisah, keluh kesah Bumi menjadi pelajaran buat manusia agar selalu menyayanginya dan menjaganya,agar tak ada lagi korban dari kemarahan Bumi. [ by Ziganie]

>>>S E L E S A I<<<

Posted in Cerita Pendek | 1 Comment

Tak Semestinya….. ( ingat diri….. )

Tak Semestinya…..

( ingat diri….. )

Kemajuan jaman yang bergerak cepat, mempengaruhi perilaku manusia. Tekhnologi – tekhnologi memperat ruang dan waktu. Semua serba digital, tanpa menguras tenaga pekerjaan selesai mudah sehingga manusia seperti dimanjakan. Moral mereka semakin tak beretika, momen – momen yang seharusnya tidak dipamerkan dimuka umum dan rahasia. Dengan rasa bangga tak merasa berdosa, dinikmati semua kalangan. Mereka mengabadikan melalui benda kecil berkotak, yaitu telepon seluler. Dari tahun ke tahun angka penjualannya meningkat, aplikasi terus ditambah menurut minat. Sejak hanya yang bisa mengirim pesan dan telepon hingga kini yang bisa ngenetan.

Braaak……..daun pintu kamar ditutup keras. Sesosok tubuh keluar dari sebuah kamar dengan jalan cepat tergesa – gesa, sesekali melirik detik jam.

“ Aduh…terlambat lagi…” terdengar suara mengeluh dari sosok tersebut. Dia adalah anak kuliahan yang bernama Adi, sering bangun kesiangan sehingga terlambat masuk kelas. Karena tiap malam dia selalu bergadang ngenetan melalui telepon selulernya.

Tenang berselimut hampa merasuki keadaan kamar tidurnya. Kertas, buku – buku berserakan di lantai. Sementara bantal, kain selimut masih kumal beracakan ditinggal mimpi. Di kasur terbaring Beby yang lupa ia bawa, diatas meja tergeletak Nopi dan diatas lemari pakaian terpampang Simon yang terlihat kusam. Beby adalah telepon seluler baru dan canggih. Aplikasi yang dia punya adalah MP3, MP4, Kamera Mega Piksel, perekam vidio, Face book hingga internet atau yang lebih dikenal telepon pintar    ( Smart phone ). Nopi adalah telepon kelas sedang, nada poly ponik, layar berwarna, mengirim pesan dan telepon. Sedangkan Simon adalah telepon seluler yang pertama kali muncul alias Jadul, layar hitam putih, tit tit nadanya, mengirim pesan dan telepon.

“ Isabella…” Beby sesekali berbunyi menyanyikan lagu yang lagi tenar. Beby berbunyi untuk memberi tanda telepon atau pesan ada yang masuk. Sementara Nopi dan Simon masih diam tak berkedip, mereka iri mendengar Beby berbunyi terus.

“ Tong..teng..kleng…tiba – tiba Nopi bernyanyi, mendendangkan nada bawaan pabrik pembuatnya, sehingga membuat Simon mati kutu terpojok sepi.

“ Hhmmm…..hanya seperti itu sudah belagu”  cibir Beby

“ iya tidak apa – apa….daripada bengong saja tidak berbunyi ”  balas Nopi.

Mendengar perselisihan argumen antara Beby dan Nopi, yang saling mengaku terbaik. Simon hanya diam saja sambil mengelus dada.

“ Cuma itu saja lagunya  ? aku bosan mendengarnya” jawab Beby mengejek. Dia sambil memamerkan kemampuanya didepan Nopi dan Simon.

“ Aku ini adalah telepon seluler yang sedang digandrungi oleh semua kalangan. Karena aku mampu memberikan layanan yang mereka butuhkan jaman sekarang,  sedangkan kalian cuma bisanya mengirim pesan dan telepon. .kuno”…begitu kepongahan Beby diuraikan.

Nopi kesal sekali pada sikap Beby yang sombong, tubuhnya digetarkan berkali – kali “ gggeeeerrrr…..” Simon hanya terdiam dan tidak mau berkomentar.

Ciiiitt….brak…daun pintu kamar terbuka lebar. Tepat sore hari, matahari hampir sampai di tempat peraduan untuk meredupkan sinarnya. Adi masuk kamar, ia langsung menaruh tasnya dimeja. Tangannya menyapa Nopi, tarian jari memainkan tubuh Nopi. Dia terdiam sejenak menatapi Nopi, setelah selesai ia meninggalkan nopi diatas meja lagi. Lalu adi menganyunkan tangannya ketempat tidur, secepat kilat tangannya menyambar Beby,

“ Tadi lupa dibawa, kirain hilang “…gumamnya.

“ Adi…!!! makan dulu ? “ perintah ibunya dari ruang makan,

“ Iya…bu?..bentar lagi “ jawab Adi sambil memegangi telepon selulernya. Adi terlihat asyik bermain dengan Beby, sesekali dia tersenyum. Hingga ia tak sadar telah melupakan makan siangnya perintah ibunya bahkan suara adzan ashar sampai maghribpun ia tak memperdulikan kewajibannya.

Brak...pintu kamar dibuka disusul dengan suara…

”Keterlaluan Adi” …ibu memperingatkan adi. Adi menyadari kesalahannya lalu ia bergegas menuju kamar mandi, ditangannya Beby masih melekat tak terpisahkan.

“ Sebel…sebel..” Nopi berkeluh kesah didalam kamar.

“ Sebel pada siapa? “ balas Simon enteng.

“ Masa sama kamu?..tak level laah yau…” timpal Nopi

Simon terdiam penuh haru, matanya berkaca – kaca. Ia menyadari kemampuan yang dimiliki dibawah mereka.

“ Aku sebel sama Beby “ Nopi menambahi dan menceritakan kenapa ia jadi sebel sama Beby. Bayangkan tiap hari dia selalu dalam pelukan adi, dari matahari terbit hingga mau terbit lagi. Dari kamar, rumah, kampus, bahkan bermain dia selalu ditemani Beby. Simon masih terdiam mendengar penjelasan Nopi..dia bergumam “ Sekali lagi ? awas!!!”.

“ Kok diam saja ? “ celetuk Nopi lagi. Simon tetap diam seribu kata.

“ Marah nich…???” tandas Nopi sekali lagi.

“ Laah kenyataannya seperti itu?? “ Nopi menambahi. Lalu menjelaskan pada Simon. Sejak aku dibeli, kamu mulai terabaikan dan sekarang sejak kedatangan Beby, aku terabaikan, jarang disentuh, apa lagi kamu yang masih dibawah aku tandas Nopi.

“ Cukup!!!!” bentak Simon keras

Kleep…mulut besar Nopi terkunci seketika. Kamar terasa sepi mencekam penuh perasaan takut, Nopi diam dan tunduk.

“ Sudah keterlaluan, tiap hari kalian mengejek…sakit tahu?..” timpal Simon sambil memegang dadanya yang merasakan sakit. Karena setiap hari dia menahan segala hinaan dan cacian dari Beby dan Nopi.

“ Maaf…maaf..? kata – kata yang keluar dari Nopi

“ Maaf apanya “ nada Simon masih lantang.

Braaaak… pintu kamar berbunyi memecahkan suasana yang mencekam, Adi masuk kamar. Glek...terdengar bunyi benda jatuh, dia menaruh Beby diatas meja belajar lalu ia bergegas keluar dari kamar.

“ Kalian kok diam saja? “ tanya Beby

Nopi hanya menoreh Beby, dia takut sikap Simon yang masih diam menahan marah.

“ Ayo jawab dong pertanyaan aku “ balas Beby memanja. Ia mengira sikap Nopi dan Simon yang saling bertatapan pasti ada sesuatu yang terjadi antara mereka.

Emmmhhh….helai nafas terdengar lirih dari Simon, sepertinya dia berusaha menurunkan emosi.

“ Maafkan aku ya? “ celetuk  Nopi sambil menyatukan tangannya untuk memohon maaf pada Simon.

“ Maaf?….” timpal Beby penuh tanya

Simon masih tertunduk dan terdiam, sesekali suara ehmmm… terdengar lagi diatas lemari.

“ Sudahlah…tapi lain kali jangan diulangi “ balas Simon.

“ Tadi ada apa sich?? “ timpal Beby penuh rasa ingin tahu.

“ Tidak apa – apa, Cuma salah paham saja ? “ balas Simon.

Kemudian dia menjelaskan duduk permasalahannya pada Beby dan Nopi.

“ Aku memang tidak sebaik, semewah kalian. Tapi aku juga punya harga diri dan perasaan. Setiap hari dan waktu aku selalu dihina juga sebagai bahan tertawaan, aku hanya diam dan menyadarinya. Kalian sudah lupa sama asal usul, setelah diatas puncak kehidupan dan ketenaran. Kelahiran kalian adalah proses dari pengembangan diriku yang pertama kali diciptakan, jadi tolong menghargai aku yang lebih tua walaupun nasib dan taraf kehidupan kalian  lebih baik dari pada aku”, tandas Simon panjang.

Beby dan Nopi tertegun mendengar penjelasan dari Simon. Mereka menyadari kesalahan – kesalahan yang tidak sadar mereka lakukan yang  telah menyakitkan salah satu pihak. Dengan sikap membanggakan diri dan memamerkan  kepunyaan mereka masing – masing.

“ maaf.. ya mon? “Nopi memohon

“ Iya mon?….”        Beby menambahi

“ Sudahlah….”        jawab Simon, sambil menyalami Nopi dan Beby.

Suasana kamar berubah jadi akrab dan penuh persahabatan. Setelah kejadian itu mereka saling menghargai satu dan yang lainnya. Mereka sadar, bahwa ketenaran, jabatan akan lapuk termakan usia dan hanya persahabatan sejati yang akan hidup hingga ajal tiba.         ( Ziganie)

>>> SELESAI <<<

Posted in Cerita Pendek | Leave a comment

Kenapa TUHAN terabaikan….

Kenapa TUHAN terabaikan….

Ditimur matahari saat pagi telah menyapa kehidupan fana ini. Manusia terbangunkan oleh suara kokok ayam yang bersautan satu persatu hingga terdengar ramai. Mereka yang punya tanggung jawab dan kewajiban mulai meninggalkan mimpi walaupun udara pagi yang sangat dingin. Kehidupan yang terus berlanjut yang tiap harinya butuh makan membuat mereka berjuang hingga cucuran keringat, meskipun harus rela meninggalkan jauh kampung halaman, merantau dikota – kota besar bahkan negeri sebrang. Mereka meninggalkan sejenak teman, keluarga bahkan saudara,untuk mencari kesempatan kerja dan tujuannya untuk memperbaiki taraf kehidupan atau kebutuhan hidup, yaitu uang.

Uang adalah hanyalah kertas dan logam bergambar yang secara nominal mempunyai nilai lebih.Apakah uang adalah segalanya?.Tapi tak dipungkiri dijaman modern ini, manusia sekilas mendewakan uang. Baik dari kehidupan para orang terkenal, pejabat, politikus, konglomerat, hingga masyarakat melarat. Dengan uang segalannya bisa dibeli,kedilan, kebenaran, harga diri, keternaran, pekerjaan bahkan nyawa. Para konglomerat, mereka tiap hari hanya duduk santai, ngopi, baca berita uang terus mengalir menupuk diBank, sedangkan kaum melarat, dengan mengeluarkan keringat dari pagi hingga mau sekarat, namanya tak pernah tertulis jadi debitur Bank, hanya jadi kreditur saja.

Jeklek…ciut…brak…seorang karyawan sebuah Bank Swasta, membuka pintu brangkas dan menaruh gumpalan uang jutaan rupiah. Saat itu waktu menunjukan angka 09.30 wib, dimana para nasabah lagi padat mengantri menunggu giliran.

Eehm…eehm…engggeees…suara isak sehabis tangis terdengar dari uang nominal 50ribuan. Dia nampak kusam, kotor dan lusuh penuh keringat manusia.

” berisik banget sich kamu ??” uang 100ribuan bentak. Dia merasa terganggu atas tangis uang 50 ribuan.

” Aku lagi sedih tahu”, 50 ribuan.

” Itukan urusanmu”  jawab uang 100ribuan.

” Tidak punya perasaan ” sela 50ribuan

Perlahan terdengar lagi tangis uang 50ribuan, dari lirih hingga nyaring sehingga menganggu teman – teman yang lain, termasuk uang 100ribuan. Dia ingin bersantai, kala dulu saat bersama majikannya, tapi dia terganggu uang 50ribuan yang baru masuk brangkas Bank.

” Iiih…ganggu saja ???” timpal 100ribuan.

“ Iya akukan lagi bersedih ?? balas 50ribuan

” Iya sedihnya kenapa ???” tanya 100ribuan

Kemudian uang 50ribuan mendekati uang 100ribuan, yang letaknya agak berjauhan.

” SSSttt, jangan dekat- dekat aku ” timpal uang 100ribuan

” Laah kenapa, katanya mau dengar curhatku ” tandas uang 50ribuan

” Disitu saja, Kau bau sich?? Jawab 100ribuan

” Dengar baik – baik curhatku” uang 50ribuan mulai bercerita dengan letaknya yang semula.

”Petualangan aku seperti ini, kemarin ini mendapat majikan yang berada didesa, yang jauh dari keramaian.Tiap hari aku melihat raut mukanya penuh beban dan tagihan, sempat mendengar keluh kesahnya karena aku berada didalam kantongnya…jelas 50ribuan.

” Kok hidup tidak adil, habis semua” bapak bercerita pada nasib.

”Aku ini iya rajin berusaha dan bertawakal, dari pagi hingga mau tidur kok seperti ini terus. Sabar tapi sampai kapan, aku ini terus dihina oleh orang – orang bahkan kelurarga sekalipun.”tandas bapak itu

Pada saat itu dia baru saja berselisih dengan keluarga karena masalah uang. Tiap hari dia jarang berada dirumah, karena menghindari berbagai macam tamu yang menagihnya, tunggakannya telah beberapa bulan tak dicicil.

” Lalu…???? uang 100ribuan menambahi

” kamu dulu saja yang curhat..50ribuan mempersilahkan 100ribuan, karena dia tidak tahan kalau dia bercerita pasti akan bersedih.

” Iya sudah ”  jawab100 ribuan.

” aku ini kemarin majikannya adalah seorang konglomerat kota ini.Tiap hari aku bahagia, naik mobil mewah, ruangan rumah ber AC dan sering jalan – jalan ke luar negeri. Pernah aku diajak ketempat hiburan yang klap – klip, apa itu namanya ”

” Klub malam, lalu?? Tandas 50ribuan

” Dengan uang ia bisa mewujudkan segala keinginannya. Pada satu malam yang dingin dan tenang, saat aku didalam dompetnya,pernah dengar majikku bermain cinta dengan seorang gadis belia yang masih duduk disekolah menengah atas.Dengan tarif yang tinggi untuk sebuah kehormatan, apa tidak hebat dia”, terang 100ribuan membanggakan majikannya.

” Ada lagi yang lebih seru..???  penasaran 50ribuan

” Iya jelas ada ” timpal 100 ribu

” Pernah pada suatu hari aku dibawa oleh majikanku, ketempat nasabahnya dengan beberapa pengawalnya. Menagih uang pinjaman, kalau tidak mendapat uang mereka bawa barang – barang yang berharga dari orang yang meminjam. Karena dia adalah Bank berjalan yang bunganya minta ampun. Didalam tas aku melihat sesosok bapak – bapak yang sudah habis segalanya yang tersisa tempat tinggalnya yang sederhana, sawahya telah pindah tangan, dia lalu kerja serabutan, kalau tak salah Marjo namanya”,tandas 100ribuan.

” Ooh..alah..alah…itu kan majikanku ” celetuk 50ribuan

” Lantas kenapa???…jawab 100ribuan

” Karena, ulah majikanmu, majikanku pernah masuk penjara dan kemaren meninggal dunia karena bunuh diri. Segala yang dia miliki hilang karena utang. Anaknya dijadikan wanita penghibur, keimanannya telah berganti setan, istrinya meninggalkannya bahkan keluarganya menjauhinnya,..terang 50 ribuan

” Ya salah majikanmu..timpal 100ribuan

” Kok salah sic?? Kamu juga ikut bertanggung jawab ??” nada 50ribuan menantang.

” Iya ayooh?? Brengsek loe!!! Keras 100 ribuan.

Dengan seketika suara gaduh itu membangunkan berbagai jenis uang,dari logam 100rupiah, 200rupiah, 500rupiah, seribuan, 5ribu, 10ribu, 20ribu ikut beranjak dari keterdiamnnya.

” Ada apa sich, ribut banget !!! tandas 20ribuan

” ada yang mau berkelahi ini, iya..iya.”mereka saling bersautan.

” Ayo kita taruhan ?” ajak 10ribuan

” Kamu mau pegang mana? Jawab 20 ribuan

” Masa kita berdua saja, yang lain gimana?” ya ayooh jawab yang lain

” Sini!!kamu maju dulu…tantang 50ribuan.

” Tunggu dulu?? Sahut uang seribu, lalu dia mengeluarkan sebilah senjata yaitu parang dan memberikan kepada 100ribuan.

” terima kasih, ayooh kita berduel ” tuntas 100ribuan

Suasana brangkas tambah mencekam, setelah 100ribuan menghunus sebuah parang yang diberikan oleh uang seribuan.

” Ah tidak seru, ini gunakan kerisku ” tandas 5ribuan, sambil menyodorkan pada uang 50ribuan.Dengan sekita keris itu disambar olehnya.

” Waduh..waduh…kok keris, ini parangku lebih besar dari punya kamu? Ejek 100ribuan.

”Biarpun kecil, ini senjata pernah mengusir penjajah..” terang 50ribuan

” Sini loe? Rawe- rawe rantas, malang – malang putung, dan baliyo” tantang 100ribuan

Hiaaat…desig…desig…mereka saling serang untuk saling merobohkan.

”Ayo…habisi..ayo…habisi..cepet.”saut uang yang lain menyemangati sambil berjingkrak dengan perasaan was – was yang menyelimuti mereka.

”ahh…aduh..tolong…” jerit 50ribuan yang tersabat parang

” aku…menang…menang ” suara uang yang taruhan.

”Cukup!!!, kalian seperti setan” bentak uang 100rupiah, walaupun dia kecil bentuknya tapi dia berani.Serentak sorak sorai berhenti, setelah mendengar suara itu.

” Kalian itu bodoh” tandasnya lagi

” aduh..aah..”rintih kesakitan 50ribuan

” Lihat ini akibatnya, bila kita hanya menuruti hawa nafsu. Kita lihat saja polah manusia, yang miskin ingin kaya, yang kaya ingin lebih kaya, dan sedangkan yang lebih ingin sangat kaya. Dan mereka yang kaya hanya memperkaya diri tanpa melihat yang miskin.Sekali membantu tapi akhirnya kebun, sawah jadi tujuannya, terang 100rupiah.

” Kenapa tahu kamu” sahut 10ribuan.

” karena aku yang paling banyak berada ditangan – tangan orang miskin” jawab 100rupiah

Mereka saling berpandang mata, terdiam. Suara kesakitan uang 50ribuan lambat tak terdengar.

” Kembalikan senjata kalian pada yang punya” perintah 100 rupiah pada 100ribuan dan 50 ribuan.

” Kenapa kamu perhatian pada mereka ” celetuk 5ribuan sambil menyarungkan kembali senjatanya.

” Begini, kita ini semua sama. Yang membedakan nominalnya. Jujurnya kita ini tidak ingin jadi sumber kekacauan manusia. Karena kita ini adalah bukan tuhan yang bisa menetukan nasib orang. Tapi kadangkala tingkah laku manusia yang menyembah kita, mereka berpendapat tanpa uang maka hidupnya tak akan bahagia. Mereka rela menyembah ke gunung untuk mencari kesugihan, kelancaran usaha..tandas 100rupiah.

” Iya betul??” jawab seribu

” Pernah juga, ada tingkah manusia yang ingin kerja atau mendapat pengahsilan. Sebelum bekerja dia harus menyerahkan uang berpuluh juta, selama beberapa bulan dia memakan uangnya sendiri sehigga selama dia bekerja dia menghalalkan berbagai cara untuk mengembalikan modalnya. Dan juga ada yang ingin menjabat sebagai dewan rakyat, atau pemimpin. Mereka rela menghamburkan uang atau yang dikenal money politik, setelah jadi mereka lalai amanat rakyat, hanya bayang – bayang untung rugi…20ribu menambahi

” Kamu sudah baikan” sapa 100rupiah sambil melihat keadaan 50ribuan.

” Sudah lumayan ” jawabnya

” Sini Kamu 100ribu,..100rupiah memerintahnya

” iya ada apa? Balasnya

” Sudahlah…kita saling memaafkan…ajak 100rupiah

” ya …ya…” ajak yang lain ramai.Mereka saling berjabat tangan dan menolong uang 50 ribuan.

” Laah seperti itu kan indah” cetus 100rupiah

” iya betul..”saut yang lain

“ Karena kita bukan sebab permasalahan utama manusia, kita kadangkala sedih bila dengan peran kita mengakibatkan manusia ada yang bersedih, lupa pada yang menciptaannya, sombong tak melihat tetangga, hingga tali silatuhrami terputus antara saudara. Sehingga nafsu serakah yang menutupi kesadaran mereka dan tidak sadar kita ini sekadar buatan mereka,” jelas 100rupiah

” Iya benar ” mereka mengamini pendapat 100rupiah.

S E L E S A I

By. Ziganie

Posted in Cerita Pendek | Leave a comment

Cendrawasih, burung surga sebatas cerita…

Cendrawasih, burung surga sebatas cerita…

Kedamaian sebuah negeri terasa oleh para penghuninya. Baik dari pemimpinnya hingga rakyat yang jauh dari pusat pemerintahan. Negeri itu dipimpin oleh seekor Harimau dari pulau terbesar kelima  dari negeri tersebut. Harimau itu memimpin negeri itu dari pemilihan yang dilakukan rakyat untuk pertama kali secara langsung. Sikapnya tegas, berwibawa dan selalu memperhatikan kehidupan rakyatnya. Ia memimpin negeri itu dibantu oleh seekor anoa yang berasal dari pulau terbesar keempat, ia jenius, tegas dan berani mengambil keputusan. Diakhir jabatan mereka, masih banyak pekerjaan yang belum terealisasikan. Kini dihari ulang tahun negeri yang semakin dekat, kemerdekaan yang jadi amanat pahlawan belum terasakaan oleh rakyatnya. Ditimur negeri rakyat ras cendrawasih taraf kehidupannya tertinggal jauh dari yang lain, ras gajah, ras orang hutan,  juga ras harimau.

Pada suatu hari burung Cendrawasih terbang menuju istana negeri itu, untuk mengadukan masalah yang terjadi di pulaunya. Dalam perjalannya dia sempat singgah di tempat anoa. Hingar bingar dilihat peradaban yang sedikit lebih baik daripada kehidupan tempat tinggalnya.

“ Bleek..Bleek…udara menyapu dedaunan yang berserakan dibawah pohon tempat dia ingin beristirahat. Dia mencengkram ranting pohon untuk melepas kelelahan dari perjalanan jauhnya. Bintik – bintik air didaun ia hisap untuk menghilangkan rasa hausnya. Setelah beberapa saat ia beristirahat, klek…klok..klek…seekor anoa menghampirinya dan ia terperanga dari atas pohon.

“ Kamu ini Cendrawasih “ sapa anoa

“ Iya betul..”    jawab cendrawasih. Dia mengepakan sayapnya yang indah sebagai salam persaudaraan.

“ Kenapa kamu ada disini dan tujuannya apa “  tanya anoa

“ aku ini mau ke istana, ingin bertemu pimpinan negeri ini “ balas cendrawasih .

“ Untuk keperluan apa?..” tandas anoa

“ Tidak ada apa – apa “  timpal cendrawasih. Dalam hatinya dia tidak mau merepoti anoa, karena saat terbang dia melihat kehidupan asal anoa tidak jauh berbeda dengan kehidupan pulaunya.

“Bleek…bleek..cendrawasih memanaskan sayapnya untuk melanjutkan perjalananya.

“ Anoa …aku mau melanjutkan perjalananku “ timpal cendrawasih

“ ooh iya…ini bawa bekal buat perjalananmu “ balas anoa. Sambil menyodorkan bungkusan yang berisi makanan dan minuman.

“ tidak usah repot – repot, beristirahat dipohon ini sudah cukup…terima kasih “ jawab cendrawasih.

Bleek…bleek…suara kepakan sayap terdengar, perlahan tubuh cendrawasih terbang diawan. Dia meninggalkan anoa yang melambaikan tangannya dibawah pohon, terdengar suara anoa samar – samar…” hati – hati saudaraku “. Lalu dia terbang semakin jauh hingga lepas dari pandangan anoa, meninggalkan pulau tempat tinggal anoa. Ber hari – hari dia terus terbang ke arah barat, melintasi awan dan lautan yang memisahkan pulau – pulau negeri itu. Saat kepakan sayapnya terasa lelah, dari kejauhan ia melihat gumpalan hijau yang masih sangat luas “istirahat dulu “ gumamnya. Kepakan sayapnya mulai merendah untuk menuju pulau itu, dia mendarat diatas pohon yang rindang. Diatas pohon ia mencari air dari dedaunan untuk menghilangkan rasa hausnya, lalu ia merebahkan tubuhnya untuk beristirahat. Sementara matahari terbenam menuju malam, cendrawasih itu tidur begitu pulasnya hingga pagi datang ia masih terus memejamkan mata. Di tengah hari ia dikagetkan kepukan tangan yang dipenuhi bulu, ia terbangun hampir terjatuh dari pohon.

“ Iya ampun !!! celetuk Cendrawasih gemetar

“ Tenang…aku tidak akan membunuhmu “ jawab sosok tubuh yang dipenuhi bulu.

Setelah penglihatannya agak jelas, dia baru sadar. Bahwa sosok tubuh itu masih saudaranya yaitu orang hutan.

“  Maaf aku tidak permisi dulu sama kamu “ tanya Cendrawasih

“ Aah…tidak apa – apa “  balas orang hutan sambil mengayut – ngayut mulutnya. Cendrawasih lalu mengusap matanya dengan sayapnya agar matanya tidak mengantuk.

“ Mau kemana gerangan “ timpal orang hutan

“ Ah tidak..aku Cuma main saja “ balas cendrawasih

“ Ya sudah… “ jawab orang hutang, ia menepuk kedua tangannya tanda mempersilahkan saudaranya untuk menikmati keindahan pulaunya. Dan ia menerangkan pada cendrawasih, pulauku juga pulau milik kamu, walaupun ras kita berbeda.

Tiba – tiba terdengar…. eeehhhmm…dilihatnya tiga ekor harimau yang sedang mencari makan dari atas pohon, cendrawasih dan orang hutan saling memperhatikan tingkah laku mereka.

“ Bukanlah itu saudara kita yang berasal dari pulau pusat pemerintahan negeri ini “ celetuk cendrawasih panjang.

“ iya betul “ jawab orang hutan tegas

“ Kenapa mereka mencari makan disini?? “ cendrawasih keheranan

Kemudian orang hutan itu menjelaskan, bahwa harimau itu sedang mencari kebutuhan hidup dipulauku. Karena dipulau asalnya sekarang lapangan pekerjaan semakin sulit, dan angka kemiskinan semakin bertambah.

“ lalu kamu ini mau kemana?? “ tanya orang hutan

“ jujur saja ya? Aku ini mau mengadu ke istana” tandas cendrawasih

Sambil bejingkrak – jingkrak….ngek..ngek…tangannya juga bertepuk …sehingga ranting dan daun pohon itu bergoyang, setelah orang hutan mendengar alasan cendrawasih pergi dari pulaunya.

“ Memang salah…apa?? cendrawasih keheranan

Orang hutan masih diam sambil mencibir bibirnya, kearah depan dan kebelakang.

“ Ayo jawab “…tandas cendrawasih penasaran.

“ Aku bukan mengejekmu, tapi??? “ balas orang hutan

“ Tapi apa ???”  balas cendrawasih dengan nada ingin tahu.

“ Begini saudaraku ??? “ jawab orang hutan. Tadi gerakanku buka untuk mengejek tujuan muliamu, tapi aku kasih pada dirimu. Bertahun – tahun sejak negeri ini tercinta merdeka, kesejahteraan rakyat ini jauh dari cita – cita pahlawan yang berbunyi “ Kemerdekaan adalah segala bangsa”. Jadi makna yang terkandung dari kutipan itu, bahwa kita ini berhak merdeka dalam segala hal, yaitu baik kehidupan ekonomi, pendidikan, politik bahkan kesejahteraan hidup. Kamu tidak sadar bahwa kamu ini seharusnya taraf hidupnya lebih baik daripada aku, tapi kenyataannya rakyat yang hidup dipulaumu jauh tertinggal dari pulau – pulau lain yang berada di negeri ini. Bahwa kekayaan pulaumu itu melimpah yang terus digali oleh pemeritah negeri ini, tapi kompensasinya masih kurang, orang hutan panjang lebar menjelaskan.

“ Jadi aku percuma saja “ celetuk cendrawasih

“  Iya tidak , tapi biarlah waktu yang membuktikan “ jawab orang Hutan.

Kemudiaan juga dia menerangkan lagi. Lihat saja rakyat di pulaumu, mereka ingin melepaskan diri dari kesatuan negeri ini membentuk negeri sendiri dengan aksi teror – terornya, alasanya jelas.Yaitu yang katanya pulau surga, hingga kamu juga ….tangannya sambil menujuk kearah cendrawasih….disebut burung surga. Akan tetapi taraf kehidupnnya sangat jauh dari nama surga tegas orang hutan. Cendrawasih terbengong mendengar perkataan orang hutan, dia membuka pikirannya tentang kenyataan – kenyataan yang ada dipulaunya…..”buat apa bila hanya sebutan tapi kenyataanya ???’ dia bergumam dalam hatinya.

“ Sorry  bila perkataanku, membuat kamu ragu –  ragu…” orang hutan menambahi

“ Maaf, sudah sore…aku mau melanjutkan perjalanan “ tandas cendrawasih

“ Iya sudah, hati – hati ya?  Balas orang hutan.

Perlahan kepakan sayap cendrawasih digerakkan, dia meninggalkan pulau tersebut. Dalam perjalannya dia terus memikirkan perkataan orang hutan, sehingga lelah letih tidak dirasakan. Gerakan sayapnya melemah sehigga tepat diatas sebuah pulau dia tidak kuat terbang hingga tak sadarkan diri, lalu jatuh di pulau tersebut.

“ Dubrak…tubuhnya jatuh membentur ranting – rating pohon sebelum mendarat  dipunggung seekor gajah yang sedang berteduh.

“ grak… gajah tersebut terbangun kaget, dilihatnya seekor burung yang pingsan, belalainya membalik tubuh burung itu….ia bergumam “ inikan cendrawasih, burung dari timur negeri ini “ .Segera dia merawat cendrawasih, setelah beberapa saat terdengar suaraehmm…dari cendrawasih. Perlahan dia sadar dan merintih kesakitan…aduh..., kemudian gajah itu mendekatinya.

“ Kamu sudah siuman “ celetuk gajah

“ Aah… dimana aku?? “ tanya cendrawasih

“ Di pulauku “ jawab gajah pelan

“ aku harus segera pergi. Terima kasih ya?.” timpal cendrawasih

Cendrawasih bangun lalu mengepakkan sayapnya untuk terbang melanjutkan   cita – citanya, gajah hanya terbengong melihat keadaan cendrawasih. Akhirnya cendrawasih terbang dengan penuh luka, menuju tempat yang diinginkan. Dalam perjalannya angin berhembus menjadi badai, dan akhirnya dia terbawa badai hingga tak diketahui keberadaannya.

>>> Ziganie <<<

Posted in Cerita Pendek | Tagged | 1 Comment

Akhir Cerita Cinta Seorang Terotis ( Teror Puitis )

Akhir Cerita Cinta Seorang Terotis ( Teror Puitis )

AdamBomb
Mentari tersapu dekati embun ini
Kokok ayam giat bernyanyi
Saut menyaut dendangkan lagu pengusik mimpi
Bungkus sgala dingin dengan berlari

Bantal selimut beranjak kemasi
Jauh hilangkan malas pergi
Raih tangan angan panjang hari
Smoga ini berakhir pasti
Selamet pagi………

Pesan kata dibacanya perlahan – lahan. Saat itu menunjukkan 05.00 wib. Dia terbangun oleh suara handphonenya yang berbunyi untuk menandai ada pesan masuk.
“ Aaah…siapa ? Pagi – pagi sudah ngganggu “ cetus Dewi. Kemudian tangannya langsung memegang handphone untuk membaca sms. Dewi sejenak terdiam menatap handphone, matanya yang indah membaca bait demi bait pesan tersebut.
”Eeehmm…pagi-pagi sudah puitis, tapi bagus juga” gumam Dewi. Setelah selesai membaca kemudian dia bergegas menuju kamar mandi. Pada hari itu, dia ada kuliah pagi yang dosennya minta ampun galaknya.  Beberapa menit kemudian dia keluar dari kamar mandi, bergegas merapikan diri dalam benaknya terbayang wajah dosen yang ia takuti.
” Aduh….ini nomor orang itu lagi” tanya Dewi, karena dering handphonenya bersautan berbunyi.
”Ah Cuma miscall saja” cetus Dewi.

Braaaak….pintu kamar sebuah kost ditutup kemudiaan dikunci oleh Dewi. Dia berjalan menyusuri jalan setapak yang masih sepi untuk menuju Kampusnya, jarak antara kos dan kampusnya hanya 250 meter. Setelah beberapa menit dia sampai di kampusnya, teng..klong..dering handphone mengagetkannya.

Berjalan menapaki dingin pagi diantara langkah sempit
Kanan kiri arah belok pelataran kamar kontrakan
Satu persatu berjajar berhempit
Langkahmu terhitung beberapa waktu dalam menit

Kampus sepi hening terdengar dosen sakit
Teman jauh bermimpi tinggal jari digigit
Sial…sial..nasib hari ini pahit

Dia membaca sms yang baru masuk sambil berjalan menaiki tangga menuju kelas, pengirimnya masih yang tadi pagi.
”Ah…ini sebenarnya siapa?” gumam Dewi dengan nada kesal.
Ia lalu menaruh handphonenya didalam tas buku, untuk melanjutkan perjalanan menuju kelas. Setelah sampai terlihat kelas sepi, hening tak berpenghuni.
”Anak-anak mana? Ini sudah pukul 08.00wib, tapi tidak ada yang datang” cetus Dewi.
Tangannya cekatan mengambil handphonenya, kemudian menelpon teman-temannya.
”Halo…Santi” sapa Dewi
”Iya wi, tumben telepon.ada apa? Timpal Santi
”Apa jam ini tidak ada kuliah” tambah Dewi
”Kamu tidak tahu apa? Pak Erwin, dosennya yang dikenal galak itu kemaren masuk rumah sakit karena penyakit darah tingginya kambuh” jelas Santi
”Ooohh…,aku kemaren pulang kampung. Jadi tidak tahu” tambah Dewi.Kemudiaan Dewi melamun sebentar sambil mengingat sesuatu.
”Ah…jangan-jangan benar isi sms tadi’ tanya Dewi dalam hati.
”Dewi..dewi…tidur apa?” Tanya Santi
“Aaah ngga..Oh iya kamu hari ini kekampuskan?” timpal Dewi
”Ya iyalah…ntar siang ada kelas. Makanya jangan pacaran saja jadi kelupaan kuliahnya” ledek Santi.
Dewi menutup teleponnya dan mengecek biaya panggilan terakhir, sisa pulsanya. Dia melihat jam masih menunjukkan 08.30wib.
”Menunggu Sampai jam 10.30wib, berarti menunggu sampai sekitar 2 jam.malas banget” keluhnya

Kesal sendiri terbungkus sepi
Sudut ruang rela menemani
Bosan masih menghantui tak ingin pergi
Teman-teman jauh tak menghampiri

Mereka mungkin masih bermimpi
Datang kesini jelang kelas nanti
Yang lamanya masih 2 jam lagi.

”Iiiih…orang ini lagi, siapa dia? Dia tahu segalanya” timpal Dewi
Kemudian dia menelpon nomor tersebut tapi nada tut..tut..tut..balasannya. Dia duduk diatas bangku yang berada didepan kelas kuliah nanti, teleponnya dimainkan sambil membaca sms orang tersebut.
”Sudah berkali-kali ditelepon tidak diangkat, sial..sial…siapa ya?”
Teleponnya berdering keras menandai telepon masuk, lalu Dewi mengangkatnya.
”Selamet Pagi, Nona cantik?” sapa pengirim misterius
”Iya…Siapa ini!”bentak Dewi
”Iiih marah nich, jangan marah dong..ntar jelek” ledek orang tersebut
”Jujur Saja…kamu ini siapa” Kesal Dewi
Tut…tut…tut…Dewi menutup pembicaraan dengan orang tersebut. Wajahnya tampak menahan amarah dan rasa penasaran, sambil mengingat suara laki-laki tersebut dengan suara teman laki-lakinya.

Cantikmu nan pesona jangan kerutkan amarah
Suara merdumu membayang kalbu
Apalah arti sebuah nama
Bila hadirmu tlah berdua
Mungkin terlambat nyatakan rasa yang mengusik gelisah jiwa

Bayang senyum sejuk kenangan tercipta
Saat lelah hari-hari bertabur warna
Setia menemani tiap asa dalam detik masa
Inilah yang kuteguh walaupun tak merasa
Telah jauh dalam mimpi kini kau tlah ada yang punya
Pengikat jiwa terukir dalam lingkaran suci
Apakah kurela menunggumu janda yang tak berdua

”Iiiih…orang gila, tapi dia tahu semuanya” gumam Dewi setelah membaca sms orang tersebut. Kalo teman-temanku datang aku ingin menanyakan nomor telepon ini.
”Tapi kalau diperhatikan, sms ini adalah anak kampus ini” bengong Dewi
”Hai Dewi?,bengong saja” sapa Lyla.Sambil menepuk bahu Dewi yang terdiam duduk diatas bangku.
”Hai juga” balas Dewi lirih
”Ada apa ini, tumben melamun.Melamun kang masnya ya?” cetus Santi
”Aaah ngga…”Dewi enteng membalasnya, dia masih membanyangkan suara orang tersebut.

Maafkan terucap selama jadi misteri
Jauh hati ragu membisu sebut diri
Inginku bukan untuk hantu takuti
Tapi biarlah selama sembunyi disisi

Yang ku ingin rela menemani cerita
Walaupun kau tlah berdua
Ingatku raut wajahmu dulu berseri
Dalam sapa langkah pijak bumi

Tapi kini sinar paras redup pasi
Tampak terlihat setumpuk beban menghatui
Jadikan dirimu ceria kembali

”Ce ileh…lagi smsan ya? Jadi melamun terus” timpal Ayu.
”Ayo La..kita masuk kelas dulu, biar Dewi disini saja” ajak Santi
”Eeehh..jangan pergi dulu?” balas Dewi sambil menarik tangan Santi dan Ayu.
”Ada apa …kita tidak mau menganggumu” Lyla keheranan.
”Sebentar dulu” pinta Dewi pada teman-temannya.
”Tapi Pak dosen sudah datang, kamu mau kuliah apa tidak” ajak Santi, Ayu, dan Lyla.
”Bahas itunya sehabis kuliah saja” balas Lyla
”Ya..itu lihat kumis Pak dosen kita yang lebat yang buat kita tak u..u..u” ledek Santi

Mereka tersenyum mendengar kata-kata Santi dan bergegas menuju ruang kelas. Mereka mencari tempat duduk yang enak buat kuliah.Tidak beberapa saat Pak Ahmad masuk kedalam kelas, dia sambil membawa tas besar yang berisi buku-buku materi kuliah siang ini.Didalam kelas tampak Dewi yang asyik bengong sehingga kata-kata Pak Ahkmad tak mampu menembus dunia yang Dewi alami.
”Dewi bangun…ayo pulang ” ajak Lyla
”Pulang…??” timpal Dewi
”Ini…lihat” Dewi menunjukan kumpulan sms didalam handphonenya dari orang misterius tersebut. Lyla dan Santi membaca dengan teliti sesekali mereka tersenyum.
”So sweet…Aku mau dong dikirim seperti ini” cetus Lyla
“aku Juga” tambah Ayu dan Santi
”Ini buat kalian..”dengan nada Cetus balas Dewi.
”Iiih..sensi nich, ya maaf..Tapi masalahnya apa?” tanya Santi
”Kalian kenal nomor ini?pengirim pesan-pesan ini”.balas Dewi

Saat sahabat berkumpul ramainya minta ampun
Tiup cerita suka duka dalam ikatan
Tapi kini samar terlihat jauh ceria
Mungkin terpikir beban mereka
Ukir kecurigaan sanubari tanya

Kata-kata berbait tak ada nama
Sajaknya penuh arti pengganggu jiwa
Yang trus mengganggu ketenangan kata

”Ini lagi sms dari orang tersebut, dia terus menerorku lewat sms yang puitis. Kalian tahu apa tidak nomer ini” pinta Dewi sambil menunjukkan nomor tersebut.
”Tidak tahu, mungkin mas Agus yang ganti nomer” balas Lyla.
”Iya wi, dia ingin kasih kejutan sama kamu” timpal Santi, sedangkan Ayu hanya terdiam.
”Tidak mungkin…tidak mungkin..” balas Dewi dengan nada sewot
”Laah kok sewot…kenapa wi?” tambah Ayu
”Tahu apa tidak teman-teman, sudah 2 mingguan mas Agus sudah tidak menghubungi aku. Suara yang laki-laki tersebut bukan suaranya mas Agus” terang Dewi
”Oooh…kaya gitu ceritanya” timpal Lyla memelas.
”aku..kasih tahu apa tidaknya…” gumam Ayu dalam hatinya.
”Sudah yang sabar saja wi, kami siap membantu” tukas Santi
”Iya wi” tambah Lyla
”Sudahlah, ayo kita pulang dan cari makan siang” ajak Ayu
”Ayo” jawab mereka serentak.

Mereka berjalan menyusuri kampus tersebut, bergegas pulang dan mencari rumah makan. Namun bayang pertanyaan masih menghantui Dewi, dia kelihatan lunglai berjalan.
”Ah..maaf aku mau kekosannya saja…mau istrirahat” timpal Dewi
”Aku antar ya wi” mohon Santi
”Tidak usah” balas Dewi.
Mereka kemudiaan berpisah di tempat parkir kampus tersebut, Dewi pulang sendiri menuju ketempat kosnya, Santi dan Lyla berboncengan naik kendaraan roda dua untuk mencari rumah makan, sedangkan Ayu asyik bercakap-cakap dengan seorang pria.

Seperti biasa waktu telah berganti menuju hari yang esok. Suasana kampus mulai ramai, kegiatan kuliah berjalan seperti biasa.Tapi tidak seperti biasa seorang gadis yang sering berlari menyusuri tangga kampus itu mengejar waktu, karena takut terhadap dosennya. Pagi itu tidak tampak. Sesosok gadis berjalan sambil memegang handphonenya, sesekali berhenti dan bertanya pada mahasiswa yang ditemuinya. Dia adalah Ayu teman Dewi, yang sedang mencari temannya yang dari semalam handphonenya susah dihubungi.
”Kemana Dewi berada?” gumamnya lirih
Tiba-tiba datang suara penyapa yang mengagetkannya dari sudut ruang di kampus itu.
”Ayu…sudah ketemu Dewi apa belum?” sapa Santi dan Lyla.
”Belum..dari tadi aku sudah mencarinya dengan bertanya pada rekan-rekan mahasiswa kampus ini” jawab Ayu.
”Ooh..aku juga sudah capai bolak-balik keliling kampus ini”tungkas Lyla
”Mendingan kita istrirahat dulu sambil duduk disini” ajak Santi

Mereka bertiga menyandarkan keluh penatnya disebuah bangku kosong.Terdiam sambil menghela nafas dan mengusap tetes keringat mereka yang tampak bercucuran.
”Sebenarnya apa yang terjadi pada Dewi ya?” cetus Lyla
”Aku juga tidak tahu”jawab Santi
”Hi..Ayu.Gimana kabar Dewi?” tanya seorang cowo yang putih,tinggi,dan wajahnya lumayan ganteng menghampiri ketiga sahabat.
Santi dan Lyla hanya terbengong dan terpana melihat sesosok pemuda tersebut.
”Ini siapa” tanya Santi pada Ayu
”Oh ini..sebenarnya ini smua salah aku teman-teman. Cowo ini adalah mantan Dewi, dia pemuda satu desa sama Dewi. Dia juga kuliah disini, adik kelas kita. Namanya Mahmud Nurdin.” jelas Ayu
”Kenapa kamu merasa bersalah” lanjut Lyla
”Karena aku yang mengasih nomer telepon Dewi pada Nurdin.Dia yang kirim puisi dari kemaren.”tambah Ayu
”Oooh…begitu.Ya sudah, yang penting kita harus mencari kabar Dewi secepatnya.”timpal Santi
”Ok.Tapi boleh kenal tidak sama Nurdin”pinta Lyla
”Iiiih ganjen banget sich kamu?lihat yang meling sedikit pengin kenal” tambah Santi
”iya boleh..”jawab Nurdiin sambil menyodorkan tangan bertanda salam perkenalan.
”Sudah..sudah..yang penting kita harus mencari keberadaan Dewi secepatnya.Bila diantara kita ada yang dihubungi Dewi maka segera mungkin memberitahukan pada yang lain.”tungkas Ayu.

Setelah beberapa lama mereka mencari keberadaan Dewi hingga sekitar 2 minggu, tidak ada yang tahu kabarnya.Hingga Nurdiin rela pulang kampung untuk mencari tahu  semoga Dewi ada dirumahnya,tapi ternyata Dewi tidak pulang. Disaat mereka telah patah semangat bahwa Dewi benar-benar telah pergi jauh.Tiba-tiba terdapat secerca harapan dalam mencari keberadaan Dewi. Pada suatu malam yang sepi, handphone Santi mendapat sebuah pesan yang isinya :

”Hidupku telah hancur,orang yang kusayangi tlah tega berhianat, semua telah kuberikan kasih sayang bahkan kehormatanku, jalanku tlah gelap, aku ingin akhir semuanya bersama buah kasihku,terima kasih teman dan maafkan segala khilafku….”

Kemudiaan dia menelponnya tapi nada balasnya ”nomer tersebut tidak aktif dan silakan tunggu beberapa saat lagi”. Berkali-kali dia mencobanya dan balasannya seperti itu juga.
Keesokan harinya di kampus Santi memeberitahukan pada Ayu, Lyla dan Nurdiin tentang hal itu.
Perasaan mereka menjadi khawatir terhadap keselamatan Dewi.
”Aduh…gimana dong…” celetuk Lyla
“Jangan bunuh diri Dewi.Kami sayang kamu” iba Santi
Ayu dan Nurdiin saling bertatapan, mata Nurdiin berkaca-kaca setelah membaca sms dari handphonenya Santi.Mereka sesekali menghelai nafas panjang untuk mengurangi beban.
”Sudah..tenang kita sebaiknya berpikir jernih. Kalian punya nomer tunangannya Dewi.” tanaya Nurdiin.
”Mas Agus.aku punya” jawab Lyla.
”Iya sudah kita hubungi mas Agus dan tanya keberadaan Dewi” pinta Nurdin
Santi mencari nomer telepon mas Agus dibantu Ayu dan Lyla, sedangkan Nurdin hanya mondar-mandir didepan mereka.
”Halo..,ini siapa?” tanya suara cewe dari nomer mas Agus.
”Mas Agusnya ada mba? Balas Santi
”Ada.Sebentar ya….mas ada telepon” terdengar lirih dari handphonenya Santi
”Iya.halo..”jawab Agus
”Mas agus..Dewi dimana?” Tanya Lyla
”Dewi.Sudah pulang.jangan Sebut nama itu” jawab Agus sambil menutup teleponnya.
Tut..tut…tut…nada pemutus panggilan terdengar dari handphonenya Santi.
”Berarti Dewi sudah ke Jakarta, dia masih disana” cetus Nurdiin
”Benar…tapi kita tidak tahu Jakartanya.Gimana ya..” tanya Ayu
”Coba telepon Agus lagi”pinta Nurdin
Tulalit..tulalit…”iiih sebel…tega banget Agus, tak punya perasaan” tambah Lyla.
”Ya sudah. Nanti aku susul ke Jakarta.kalian harus saling memberitahu bila pada suatu saat Dewi menghubungi lewat telepon.” timpal Nurdiin
”iya benar…udah ati-ati ya?” tambah Ayu

Nurdin bergegas meninggalkan Ayu, Santi dan Lyla. Dia berjalan terburu-buru menyusuri anak tangga kampusnya. Dia terus berjalan tanpa menghiraukan sapaan rekan-rekan mahasiswa yang dijumpainya. Pikirannya tertuju pada Dewi dan bagaimana caranya untuk segera berada di Jakarta. Tidak terasa akirnya dia sampai dikamar kostnya, lalu dia bergegas menyiapkan keperluan apa saja yang dibutuhkan. Dia berpikir sejenak, lalu dia memutuskan pergi ke Jakarta menggunakan perjalanan Kereta Api. Karena dengan kereta api hanya butuh sekitar 2 jam perjalanan.
Nurdin mengambil handphonenya untuk menghubungi Ayu, dia minta diantar ke stasiun Kereta.
”Halo Ayu, aku minta tolong dong. Antar aku ke stasiun” pinta Nurdin
”ya boleh.Tapi kamu tunggu di jalan raya depan kost kamu ya? Balas Ayu.
”ya.Thank’s. timpal Nurdin sambil menutup pembicaraan.
”Brak…pintu kamar dikunci dari luar, dia berjalan menuju jalan raya untuk menanti jemputan dari Ayu.

Tak berapa lama Ayu datang dengan motornya dan berhenti didepan Nurdin, dia sudah membawa dua helm.
”Ayo.Kamu depan” cetus Ayu
”Ayo.Lewat jalur GOR ya” tambah Nurdin
Ayu dan Nurdin naik kendaraan melewati jalan raya yang  melalui GOR, karena melalui jalur tesebut hanya butuh beberapa menit. Akhirnya tidak terasa mereka sampai di stasiun kereta. Nurdin, turun dan langsung menuju loket tiket untuk memesan tujuan ke Jakarta. Kebetulan kereta yang menuju Jakarta akan segera berangkat dan Nurdin segera berpamitan pada Ayu.
”Kamu hati-hati ya din. Bila Dewi menghubungiku maka aku  akan segera mengabari kamu ”cetus Ayu.
”ya.makasih banget.Jangan kasih tahu Ayu dulu, bila aku yang mengirimi dia puisi sampaikan juga pada yang lainnya”pinta Nurdin.
Lalu Nurdin berjalan menuju kereta api yang  akan segera berangkat. Dia masuk kereta yang sedikit penuh, dan mencari tempat dudk yang nomernya tertera pada tiketnya.
”itu dia tempat duduknya” lirih Nurdin
Akhirnya dia merebahkan tubuhnya dan menaruh tasnya diatas kursi. Padangannya menerawang jauh diantara kaca-kaca, kursi-kursi yang masih kosong.Telingannya terhibur derai mesin kereta api. Angin sepoi yang membelainya membuat dia menutup mata secara perlahan-lahan untuk menghapus kelelahan hari ini. Sesampai di stasiun yang pertama hingga yang berikutnya, terlihat Nurdin masih pulas dengan mimpinya.
”Geser Mas” tiba-tiba suara itu membangunkannya, dia terkejut matanya mulai terbuka berlahan diikuti gerakan pantatnya untuk berbagi tempat dengan seorang pemuda yang berkulit gelap dan besar.
”Maaf ya mas” tanya orang itu
”Ah.. ga pa-pa” timpal Nurdin. Sambil memperhatikan orang tersebut.
”Aku Joni” jawab orang itu memperkenalkan diri
”Oh..aku Nurdi” jawab Nurdin
”Kalau diperhatikan mas lagi punya masalah yang berat”tanya Joni
”Ah..ngga. Cuma kecapaian aja.sela Nurdin.
”Jujur saja mas. Masalah wanita ya. Maaf mas aku pingin tahu saja masalah orang” balas Joni.Dia kemudiaan merebahkan tubuhnya dan mulai memejamkan matanya.
Nurdin hanya terbengong sendiri, sesekali mengela nafas panjang dan membuang padangan diantara kaca gerbong kereta api. Tubuhnya digeser-geser untuk mencari posisi yang pas buat tidur, sudah beberapa lama mencoba tapi matanya tidak mau memejam.
”Mas. Kenapa gelisah banget” tanya Joni
”Ah…ngga lah..O ya mas Jakarta sich luas apa ngga?”tanya Joni
”Haaa…jadi kamu belum pernah ke Jakarta”celetuk Joni
”ya mas…baru kali ini” timpal Nurdin
”Kamu ke Jakarta mau apa” tambah Joni
”Aku mau cari teman. tapi tidak tahu dia di jakarta mana? tahunya di Jakarta” timpal Nurdin.
”Pacar mas apa?apa saudara”tambah Joni
”Sebenarnya dia adalah mantan pacar. Dia sekarang lagi punya masalah dengan tunanganya dan aku ingin membantunya” jelas Nurdin
”Dia hamil apa?”tandas Joni
”Mungkin”balas Nurdin
”Kalau aku jadi mas, mbok ya cari yang lain. Mas sudah ganteng, pasti banyak yang antri.Ngapain repot-repot cari cewe yang sudah jadi mantan pacar”tambah Joni

Nurdin tertunduk mendengar perkataan tersebut. Dalam jiwa berkecamuk memikirkan kata-kata Joni.Tapi dalam hatinya dia masing sayang terhadap Dewi dan mau menerima apapun keadaan Dewi nanti.
”Mas aku dulu ya dan maaf kata-kataku tadi” timpal Joni sambil bergegas keluar dari gerbong kereta, tepatnya di stasiun Kereta Api Senen. Meninggalkan Nurdin yang masih malas untuk beranjak. Dia memikirkan langkahnya mau kemana, arah mana dan Jakarta mana. Perlahan dia keluar dari gerbong kereta, distasiun tampak orang-orang berlalu lalang. Nurdin kemudian mencari tempat duduk sambil memutuskan langkah kakinya mau pergi kemana.
”tiit..tiit…tiit…handphonenya berbunyi, memberi tahu adanya pesan masuk.
”Din.ini nomer Dewi yang baru dan dia berada di Jakarta Barat” pesan dari Ayu
Kemudiaan dia menyimpan nomer tersebut dan bergegas mencari angkutan yang menuju Jakarta Barat. Dalam angkutan dia beberapa kali memainkan handphonenya untuk mengirim pesan pada Dewi.

Hidup adalah anugrah terindah dalam dunia
Helai nafas seharusnya kita syukuri dengan taqwa
Ujian dan cobaan saling berganti tuk dewasa
Ada sedih, suka bahkan gelap jiwa

Ingatlah akan besar dosa
Bila kita hadapi dengan putus asa
Jangan merasa hina dan nestapa
Biar Tuhan yang menilai segalanya

Dirimu adalah jiwa yang terluka
Lihatlah sekeliling raga
Banyak sahabat yang sedih terluka
Termasuk diriku yang terpana

Hapuslah bayang hati yang akhiri saja
Rasakan kasih sayang kasat mata
Dari jiwa yang berteman rasa

Kemudiaan dering handphone mengagetkan Dewi yang terbengong, tampangnya sudah kucel. Matanya mondar-mandir membaca tulisan sms tersebut.
”Ah..orang ini lagi” gumam Dewi.
Tet..tit..tit…sms masuk ke teleponnya Nurdin dan dia langsung membacanya.
”tahu apa kamu..aku sudah hina dan ingin akhiri segalanya di kebun Jeruk ini”.
”Pak cepat-cepat, kekebun yang banyak jeruknya ya?” perintah Nurdin pada sopir angkut
Mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Nurdin, seketika penumpang yang lain tertawa, kenet dan supirnya juga ikut tertawa.
”Kebun jeruk, mas. Bukan kebun yang Banyak jeruknya. Ini sudah di kebun Jeruk” jawab Sopir itu.
”Stop pak” pinta Nurdin, dia membayar ongkos angkut dan bergegas keluar dari angkot untuk mencari Dewi.

Setelah lelah berjalan mengelilingi kebun jeruk hingga hari hampir petang, kabar Dewi tak kunjung datang. Lalu dia beristrirahat di sebuah warung minuman, dia memesan minuman untuk menghilangkan sejenak rasa lelahnya. Teleponnya dilihatnya berkali-kali berharap ada secerca harapan.
”Berapa bu?” tanya Nurdin pada pemilik Warung
”10.000 rupiah” jawab pemilik warung
”Astaghfirulah…” Nurdin terkejut sambil meraba-raba saku, tasnya, untuk mencari dompetnya.
”Maaf bu, aku kecopetan” sela Nurdin
”Pokoknya harus bayar mas. Di Jakarta tidak ada yang gratis.” pinta pemilik warung
”Ya..bu..bayar pake baju ini ya bu” tambah Nurdin
”Ya boleh” jawab pemilik warung
Nurdin kemudian memberikan baju dan tasnya sebagai alat pembayaran. Dia berjalan meninggalkan warung tersebut dan dari kejauhan samar terdengar omelan pemilik warung” gembel aja belagu”. Nurdin merasa sakit dan putus asa. Ditangannya hanya ada teleponnya yang masih berharga, tapi ini satu-satunya sarana komunikasi dengan tema-teman dan Dewi. Langkah kakinya terus menyusuri jalan-jalan kebun jeruk yang mulai gelap hingga  perutnya mulai keroncongan.
”Aduh…lapar banget dan juga ntar mau tidur dimana” gumam Nurdin sedikit putus asa.
Dia kemudian melintas sebuah konter handphone, batinnya berkecamuk dalam pilihan yang sulit antara kelaparan, tak kenal arah dan Dewi. Dia terus berjalan mengelilingi Jakarta Barat dalam malam yang dingin hingga fajar mulai terbit. Langkahnya mulai susah digerakan karena energinya telah habis dan dia memutuskan untuk beristirahat di dekat jembatan penyeberangan. Dicek pulsa telepon, ternyata hanya tinggal buat satu sms.
”Aduh…mati aku” keluh Nurdin.
Disaat Nurdin yang berkecamuk dengan hal-hal yang menyiutkan semangatnya, tiba-tiba dia terpana oleh suara orang yang sambil berlari-lari” Garukan…garukan..ayo kabur”. Tapi Nurdin belum sempat berlari, tangannya sudah dipegang oleh orang-orang yang berbaju kecoklatan.
”Ayo…masuk mobil” perintah aparat
Dilihatnya puluhan aparat satpol PP dan sebuah mobil truk disamping dirinya.
”Pak. Aku bukan gembel” kilah Nurdin
”ya mana KTP kamu? Tanya aparat
”ngga ada. Kecopetan” kilah Nurdin lagi
”Sudah lagu lama. Sana masuk mobil” perintah aparat tegas
Pasrah Nurdin menerima kenyataan ini, dalam hatinya berkata ” maafkan aku…” dan berjalanan menuju kantor dinas sosial dia sambil menghibur diri dengan bayang-bayang puisi.

Asa jiwa tertutup dalam langkah mencari
Seribu upaya korban rintangan tak terelakan
Langkahku layu termakan ketidak pastian
Pijakannya lirih hingga tak berdaya

Maafkanlah bila hanya tak nyata
Cuma bayangan semangat jiwa
Kini arahku terhalang peraturan
Seragam coklat menyergap

Rela tulus kau pergi juga
Raga ini tlah tak berdaya
Semoga lain dunia berjumpa

Akhirnya sampai di dinas sosial, disana para gembel diturunkan satu persatu termasik Nurdin. Para aparat kemudian mendata mereka.
”Nama kamu siapa? Tanya aparat
”Nurdin pak” jawab Nurdin lemah
”Alamat” tambah aparat
”Purwokerto” timpal Nurtdin
”Keperluan apa di Jakarta” tanya aparat.
”Begini pak. Saya datang ke Jakarta mau mencari teman yang pergi ke Jakata tak pamit pada kelurganya. Dia juga lagi goncang jiwanya, karena diputus tunanganya” jelas Nurdin
”Ooh..begitu, lalu mana KTPmu” tambah aparat tersebut
”Aku kemaren kecopetan didalam angkutan dan sudah 3 hari ini belum makan” tambah Nurdin
”Ayo cepet….ayo cepet…suara rekan-rekan aparat itu sambil bergegas keluar gedung.
”ada apaan diluar” tanya aparat yang memeriksa Nurdin
”Itu lihat ada seorang wanita yang ingin bunuh diri dari atas tower” aparat yang lain menujukan pada rekannya.
”Ayo cepet cegah dia” ajak aparat yang memeriksa Nurdin
”Boleh aku lihat pak” pinta Nurdin
”ya boleh. Tapi ntar jangan pergi” aparat tersebut mengijikan Nurdin

Diatas sebuah tower salah satu produsen operator seluler yang tingginya 70m terlihat sesosok tubuh seorang wanita yang sedang bergelantungan langkahnya semakin tinggi untuk mengakhiri hidupnya. Dibawahnya orang-orang berkerumun, aparat kepolisian, aparat satpol PP, ambulan dan warga sekitar dan warga yang melintas tower tersebut berhenti sejenak untuk melihat fenomena langka. Nurdin keluar dari Dinas Sosial, matanya langsung mengarah pada sosok tersebut. Perlahan pandangannya mulai jelas dan perasaannya berkata yakin bahwa wanita tersebut adalah Dewi.
”turun…turun mba..jangan nekad…” hiru pikuk orang-orang menasehatinya.
Dewi…dewi….mendengar suara tersebut langkah wanita sejenak berhenti, matanya melihat kebawah setelah suara itu menghilang dia melanjutkan langkahnya.
Dewi…dewi…dengarkan…

Kini kau diatas puncak kegelapan
Angin berhembus dasyat menerjang pikiran
Manusia hanya bisa merasa
Baik buruknya biar Tuhan menilai

Kini aku dibawah puncak kegelapanmu
Rela jauh mencarimu ditempat keberadaan
Pergi membawa murninya cinta
Lihatlah tawa harapan sahabat lama

Pupuskanlah kesal amarah jiwa
Buka mata peluk jiwa yang menunggu rela
Lihatlah seksama raga sejuk cahaya
Turunlah pancarkan ketenangan

Dibawah ini jiwa raga siap menerima
Bukan karena kasihan tapi cinta suci
Yang slalu hidup hingga mati
Itulah yang membedakan manusia insani

Turun…turun…hati ini kan bahagia
Pulang bersama cinta……

Mendengar kata- kata itu hati Dewi mulai luluh, dia berhenti di puncak.
”Kamu ini siapa….apa pedulinya sama aku” tanya Dewi
”Aku Nurdin… mantan kamu,teman satu kampung dan aku dengan terbuka akan menerima kamu kembali” balas Nurdin lantang
Tapi perlahan Dewi akan menjatuhkan diri dan mulai melepaskan satu pegangan. Dibawah orang-orang semakin berhamburan dan penuh keteganga, termasuk Nurdin.
Dengan sekita Nurdin mengajak orang-orang yang berada dibawah untuk mengikuti ucapannya.

Kini kau diatas puncak kegelapan
Angin berhembus dasyat menerjang pikiran
Manusia hanya bisa merasa
Baik buruknya biar Tuhan menilai

Kini aku dibawah puncak kegelapanmu
Rela jauh mencarimu ditempat keberadaan
Pergi membawa murninya cinta
Lihatlah tawa harapan sahabat lama

Pupuskanlah kesal amarah jiwa
Buka mata peluk jiwa yang menunggu rela
Lihatlah seksama raga sejuk cahaya
Turunlah pancarkan ketenangan

Dibawah ini jiwa raga siap menerima
Bukan karena kasihan tapi cinta suci
Yang slalu hidup hingga mati
Itulah yang membedakan manusia insani

Turun…turun…hati ini kan bahagia
Pulang bersama cinta……

Akhirnya setelah mendengar puisi yang dilantunkan dari bawah, Dewi akhirnya luluh dan berlahan turun dari tower. Sesampainya Dia langsung berpelukan dengan Nurdin, tepuk tangan dan sorakan mewarnai pelukan dua sejoli. Dan Nurdin menjelaskan bahwa yang yang sering mengirimi puisi itu adalah dirinya, dibantu oleh Ayu. Mereka akhirnya menjadi sepasang sejoli dan hidup bahagia.

>>SELESAI<<
……ZIGANIE……..

Posted in Cerita Pendek | Tagged , , , | 1 Comment

Hello world!

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!

Posted in Uncategorized | 1 Comment